Nama besar bukanlah jaminan sebuah usaha bisa menjadi besar. Justru dengan nama besar namun tanpa disertai bukti kualitas produk, konsumen akan beralih ke produk lain. Demikianlah keyakinan Amrie Syambachrie, pengusaha salon bridal dan rumah mode di Balikpapan. "Kami tidak pernah gentar dengan kebesaran sebuah produk. Sebab kami yakin, nama besar tanpa bukti nyata produk yang dihasilkan berkualitas, konsumen tidak akan pernah tertarik dan loyal," katanya dalam perbincangan dengan Bisnis di kediamannya di kawasan permukiman Balikpapan Baru.
Setidaknya, kenyataan hal itu sudah dibuktikannya melalui Salon Amrie yang saat ini terbukti menjadi pilihan utama kalangan kelas menengah atas di Kota Balikpapan dan kota-kota di Kalimantan Timur. Dengan mengandalkan SDM berkualitas dan sarat pengalaman, salon yang dipimpinnya nyaris tidak tersaingi, sekalipun dengan salon yang sudah memiliki reputasi nasional. "Saya bersama suami, bahkan beberapa kali menerima order pengantin dari klien yang sudah bermukim di luar negeri seperti al. Jerman, Belanda. Atau klien-klien kami dari beberapa kota besar di nusantara," ujar ibu tiga anak masing-masing Vicha Mayavirha (18), Illiad Achsyarie (16), Wero Zulfikar Achmad (12), buah perkawinannya dengan Syam Bachrie Achmad, eksekutif di sebuah perusahaan asing di Balikpapan.
Selain mengandalkan SDM berkualitas dan memiliki kompetensi, Amrie tidak pernah lupa mengasah ilmu dengan mengikuti kursus-kursus singkat baik tingkat nasional maupun internasional. Baginya, dinamika di dunia bridal dan rumah mode sangat dinamis sehingga menuntut perlunya upgrading. Untuk kepentingan hal itu, bersama suami ia rela mengeluarkan biaya mahal untuk mendapatkan ilmu di luar negeri. Sejumlah kursus singkat di beberapa negeri seperti Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Perancis, telah memberinya pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga. "Saya dan suami seringkali pergi bersamaan mengejar ilmu sampai ke luar negeri sekalipun, biar tidak ketinggalan," kata sarjana D2 ekonomi lulusan IKIP Makassar yang kini jadi Universitas Negeri Makassar
Kepada karyawan yang berprestasi, dia juga selalu memberi kesempatan mengikuti kursus-kursus singkat nasional. Tujuannya, biar ilmu mereka terus terasah dan produktif melakukan inovasi demi kepuasan konsumen. Di bawah Salon Amrie, bernaung 4 bidang usaha meliputi bridal, rumah mode, salon kecantikan dan laundry. Dua diantaranya, bridal dan rumah mode, merupakan unit usaha andalannya. "Dalam sehari, kami setidaknya melayani 15 pasang baju. Kebanyakan diantaranya jenis pengantin Barat dan Cina." Tapi tidak berarti dua unit usaha lain tidak laris. Salon kecantikan misalnya, juga tidak kalah larisnya terutama untuk produk make up, cutting dan pewarnaan rambut.
Dia mengaku tidak membayangkan Salon Amrie yang didirikannya tahun 1989 dengan modal seadanya itu bisa berkembang sebesar saat ini. "Waktu itu, saya dan bapak hanya semata menyalurkan hobi. Saya suka menjahit pakaian, sementara dia hobi fotografi."
Namanya hobi, tuturnya, seringkali masalah untung rugi tidak menjadi masalah. Seringkali orang yang datang ke salonnya terutama kerabat dekat atau kenalan menikmati layanan gratis karena dirinya sungkan menolak permintaan gratis. "Ya, sudahlah. Hitung-hitung hobi tersalur. Waktu itu lumayanlah, cukup menutupi modal usaha. Istilah orang, ...kembali pokok," ungkap dia tersenyum.
Seiring perjalanan waktu, didorong sang suami ia kemudian merintis pendirian rumah mode pada tahun 1994 Di tahap inilah prinsip business oriented sudah mulai diterapkan secara konsisten. "Segmen yang kami sasar pun bukan sembarang orang. Umumnya berasal dari kalangan menengah ke atas, terutama pejabat pemerintahan, pengusaha, ekspatriat, ibu-ibu pejabat pemerintahan."Secara perlahan klien salonnya semakin banyak, hingga jumlah karyawan yang ada saat itu sebanyak 12 tenaga penjahit dirasakan sudah tidak bisa mengimbangi permintaan. Kini, tidak kurang 30 tenaga penjahit profesional dipekerjakan di rumah mode dan Salon Amrie. "Mereka adalah tenaga-tenaga profesional berpengalaman yang berasal dari kota besar-kota besar seperti al. Jakarta."Secara keseluruhan, 60 karyawan bernaung dibawah Salon Amrie yang berlokasi di kawasan jalan Gunung Sari Kota Balikpapan.
Menurut pengakuan Amrie, modal yang digunakan dalam menjalankan usahanya ini sepenuhnya modal sendiri. "Saya akui, usaha ini berkembang pesat berkat dukungan dan dorongan penuh dari suami," katanya mengaku beruntung bisa mendapatkan jodoh seorang suami yang memberinya ruang bergerak untuk menyalurkan kreativitas.
Kini, buah kerja keras sepasang suami istri selama 13 tahun lamanya sudah mulai dinikmati. Dari Salon Amrie Grup yang disebut-sebut memiliki omset Rp 1 miliar setahun itu, dia sudah memiliki rumah dan mobil mewah serta bisa menyekolahkan dua anaknya ke luar negeri.
Sumber : ciputraentrepreneurship.com
0 komentar :
Posting Komentar