Wanita punya banyak talenta untuk dikembangkan, termasuk berwirausaha. Nah, kisah sukses Selvi membangun oleh-oleh khas Batam, Kek Pisang Villa cukup menginspirasi wanita Indonesia untuk berwirausaha. Seperti apa kiatnya?
Sukses memang tak bisa diraih hanya dalam semalam, sekejap, atau bahkan instan. Success is a journey. Sebuah perjalanan yang kadang mendaki, dan tak jarang terpeleset, atau bahkan jatuh. Sekali lagi, itu merupakan proses mewujudkan impian atau cita-cita.
Tak salah bila Bung Karno-Presiden RI pertama- mengatakan gantungkan cita-citamu setinggi langit. Dalam bercita-cita, memang tak ada salahnya menggantung di atas sana. Namun, kaki harus tetap berpijak di bumi. Realistis dan sesuai dengan kemampuan. Tetapi harus optimal, fight, dan fokus. Hal itulah yang dilakukan Selvi Nurlia, istri dari Deni Delyandri, Owner dan Founder dari Kek Pisang Villa, yang sukses mem-branding kue pisang ini sebagai oleh-oleh khas Batam. Dirinya sudah akrab dengan kondisi jatuh bangun membangun usaha seperti berjualan krupuk, klepon, sarapan pagi, Rumah Makan Padang, Event Organizer, dan Kek Pisang villa. “Setelah mencoba beragam model usaha, akhirnya kami fokus di sini,” katanya.
Ketika mulai berbisnis Kek Pisang Villa, dengan sistem kemitraan cukup efektif. Namun, setelah berjalan 1 tahun, pasarnya down. Selvi mengatakan, dirinya sempat menggadaikan mobil untuk sewa tempat dan bayar karyawan. Ilham datang dari salah seorang pelanggan Kek Pisang Villa yang ingin membawa produk Selvi sebagai oleh-oleh dari Batam. Kebetulan, waktu itu memang belum ada oleh-oleh khas Batam. “Nah, setelah memposisikan kue kita sebagai oleh-oleh khas Batam, salesnya naik lagi,” ujar Ibu dari 2 orang putri dan 1 putra ini.
Setelah itu, strategi pemasaran Kek Pisang Villa menitikberatkan pada branding via billboard, dan spanduk. Agaknya, strategi ini cukup pas diterapkan. Terbukti, Selvi menegaskan, salesnya naik dan kegairahan pasarnya kembali dirasakan. Saat ini, pasar Kek Pisang Villa di Batam baru 60%. “Mayoritas pelanggan kami merupakan turis domestik, itu terlihat dari tingkat okupansi hotel yang selalu ramai jika ada event yang dihelat di Batam,” katanya. Ia menegaskan, kendalanya, masyarakat asli Batam belum banyak yang aware dengan produknya. Ibarat sumur, jika tingkat kedalamnya mencapai 10 meter, pasar Kek Pisang Villa baru 5 meter. “Pasar kami masih dalam sekali,” katanya.
Membagi waktu antara bisnis dan rumah tangga bukan hal yang mudah. Sebagai mahluk yang multitasking, itu bisa dilakukan wanita. “Saya terbiasa melakukannya, sambil BBM, buat susu, dan memikirkan bagaimana meningkatkan target pemasaran,” kata peraih Ernst and Young Entrepreneurial Winning Women, Class of Winner 2010 ini.
Ia berprinsip, apapun yang kita lakukan, jika sesuai dengan hati, pasti enjoy dan ada hasilnya positif. Apalagi ketika sistem sudah berjalan, tanpa kehadiran dirinya, bisnisnya jalan.
Kuncinya, menurut Selvi, untuk tetap menjaga intensitas dengan ketiga buah hati dan suaminya, seorang wirausaha wanita (womenpreneur) harus pintar-pintar membagi waktu. Yang penting, bukan kuantitas tetapi kualitasnya.
Sebenarnya, ia berpendapat, wanita punya banyak waktu untuk berbisnis. “Ketika menikah, bukan akhir dari segala-galanya, ia harus tetap punya pendapatan sendiri tanpa keluar rumah,” ujarnya. Hal bisa dilakukan dengan memaksimalkan lap top di rumah dan membuka online shop atau apa pun. “Saya memutuskan untuk wirasuaha ketika tidak kerja lagi,” katanya. Sebab, kalau gagal, suami masih bisa memback up.
Selvi mendorong generasi muda, terutama wanita, untuk memaksimalkan waktu dengan berwirausaha. Namun, pesannya, harus fokus dan fight. “Kalau orang fokus dan fight umumnya berhasil, jangan coba lirik sana sini,” katanya, apalagi ketika tahun kedua dan ketiga, jangan sekali-kali meninggalkan core bisnis yang kita jalani. Hal itu bisa dilakukan ketika sistemnya sudah bagus dan dikendalikan orang yang tepat.
Apalagi, dimata Selvi, wanita punya talenta tersendiri, ketika pergi arisan dia bisa tetap membawa dagangan, atau apa yang bisa dijual. “Asal tetap positive thinking, jangan takut ditiru, sebab semuanya punya kelebihan masing-masing, apa kelebihan kita, itu yang mesti ditonjolkan,” katanya. Kini, ia mematok target akan berekspansi ke luar Batam dengan brand lain. “Bukan Kek Pisang Villa tentunya,” kata wanita Batam yang cukup aktif menjadi penyebar virus entrepreneurship ini.
Sumber : majalahfranchise.com
0 komentar :
Posting Komentar