Hari Minggu, seperti biasa saya menikmati pagi dengan membaca Kompas Minggu. Alangkah terkejutnya saya, saat melihat headline-nya. Ada nama dan foto sahabat saya disana, lengkap dengan liputan usaha rendang yang digelutinya beberapa tahun terakhir.
Kompas cetak edisi Minggu, 25 September 2011, kemarin meliput usaha rendang. Makanan yang oleh CNN-go ditetapkan dalam urutan ke 11 dari 50 jajaran kuliner yang digemari dan paling enak sedunia. Disukai hingga ke mancanegara.
Sejak 6 tahun terakhir, sahabat dekat saya semasa SMA ini memang menggeluti bisnis kuliner khas Sumatera Barat. Ia wanita berdarah minang asli, tepatnya berasal dari Payakumbuh. Reno Andam Surinamanya. Bisnisnya bermula dari parsel rendang yang dikirim untuk keluarga dan kerabatnya. Tak disangka, parsel rendangnya digemari kerabatnya. Tak hanya segi rasa. Tapi juga kemasannya.
Kemasan rendang yang dibuatnya terkesan mewah. Dikemas dalam toples-toples cantik dan kantong kertasyang unik dan menawan. Tak heran, mengingat sejak dulu saya mengenalnya, ia memang sangat kreatif dalam urusan disain seperti ini. Hingga, karena minatnya didunia desain, ia juga menimba ilmu pada jurusan desain grafis universitas Trisakti.
Teringat beberapa waktu lalu, saat saya bertemu dengannya dan berbincang tentang bisnisnya ini, saya menyarankannya untuk meluaskan distribusi usahanya dengan membuat fanspage di Facebook. Saat itu, dengan santai dia menjawab, tidak terlalu mengejar omset berlebih. Alasannya, ia tak ingin produksi rendangnya kehilangan “feel” cita rasa keotentikannya, karena diproduksi massal. Ia sangat menjaga itu.
Selain itu, ia sudah cukup bahagia dan menikmati hidupnya. Terlebih saat usaha yang dibangunnya bermanfaat bagi orang banyak. Karena ia mempekerjakan masyarakat sekitar dalam melakoni usahanya tersebut. Ia berbagi rizki dengan ibu-ibu tetangga dekatnya yang membantu mengaduk rendang. Tukang ojek yang mengantar pesanan rendangnya. Dan juga tukang becak yang mengantar kayu bakarnya. Dengan begitu ada nilai berkah yang dikejarnya.
Bisnis rendangnya kini berkibar. Tak hanya di pasar dalam negeri. Bahkan banyak dipesan pelanggannya untuk dibawa ke mancanegara, menjadi kuliner pengobat rindu bagi warganegara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Rendangnya juga digemari sebagai bekal mereka yang pergi berhaji. Karena dia inovatif dalam mengemas produknya. Ia membuat kemasan rendang siap bawa menggunakan kemasan kedap udara. Ia juga membuat kemasan individual pack, yang sangat praktis. Dimana satu paketnya hanya berisi 2 potong rendang. Kemasan sekali makan habis. Ini dimaksudkan agar tidak berantakan dalam menyantapnya. Jadi simple, higienis dan tidak kotor. Dan berkat inovasi kemasan rendangnya ini juga, ia berhasil menjadi salah satu pemenang penghargaan Wanita Dan Wirausaha Femina 2009.
Ucapan selamat segera saya luncurkan melalui pesan BBM. Bersiaplah menjelang sukses besarmu teman….
sumber : kompas.com
0 komentar :
Posting Komentar