Rabu, 13 Februari 2013


Komitmen terhadap halal-natural bodycare paraben free mendatangkan sejumlah penghargaan. Do what you love and love what you do! Pesan ini terus melecut Laila Asri mengembangkan minatnya di bidang perawatan tubuh. Tak mau sekadar menjadi penikmat, ia memberanikan diri memproduksi produk-produk perawatan tubuh berkualitas: Pourvous. 

Wanita asal Surabaya itu memulainya dengan industri rumahan lima tahun silam. Ia terinspirasi sebuah artikel yang menyebut Indonesia memiliki 100 persen bahan baku yang digunakan industri kecantikan, namun hanya berjaya di pasar ekspor bahan baku itu sendiri. 

"Sementara produk jadinya malah harus impor. Kami lalu berpikir kenapa tidak mencoba membuat produk sendiri yang berkualitas. Kami padukan bahan baku alami dengan kualitas halal," ujar wanita yang meraih sejumlah penghargaan sebagai wanita wirausaha itu. 

Laila mengedepankan konsep Six Free, produk yang bebas dari enam bahan yang berakibat kurang baik bagi kulit dan kesehatan: Paraben, Lanolin, Para Amino Benzoic Acid (PABA), Methanol Fragrance, Synthetic Colour, dan Sodium Lauryl/ Laureth Sukphate (SLS/SLES). 

Paraben merupakan bahan kimia berbahaya yang dapat memicu kanker, gangguan hormon, dan memengaruhi perkembangan janin. Sejumlah produk biasanya mencantumkan kandungan ini dengan sejumlah sebutan: Methyl Paraben, Propyl Paraben, atau Butyl Paraben. 

Lanolin merupakan kandungan pelembab sintetis dari hewan yang dapat memicu noda pada kulit. PABA yang bekerja sebagai anti-ultraviolet juga berpotensi meningkatkan risiko kanker dan alergi. 

Methanol Fragrance yang bekerja sebagai deodorant dikhawatirkan mengganggu sistem jaringan dan saraf. Synthetic Colour yang mengandung karsinogen juga dapat memicu iritasi kulit dan alergi. Demikian juga SLS/SLES, deterjen yang banyak terkandung di sabun.

Pasar Penderita Kanker
Idealisme memasarkan produk sehat dan ramah lingkungan, jelas bukan tanpa konsekuensi. Selain harga mahal, ia juga harus bekerja keras mengedukasi konsumen yang kebanyakan masih belum sadar dengan kandungan zat berbahaya dalam sejumlah produk. 

"Sekitar 20 persen pasar kami pasien kanker, yang mayoritas sudah cukup paham dengan bahaya bahan kimia berbahaya dalam produk kecantikan, tapi bukan berarti ini produk khusus penderita kanker," ujarnya. 

Lewat kerja keras selama lima tahun belakangan, angka penjualan Pourvous menunjukkan grafik sangat positif. Selain pasar dalam negeri, ia juga memasarkan produknya di sejumlah pameran internasinal. Belakangan, bahkan sudah mulai merambah pasar ekspor ke Jerman. 

Komitmennya terhadap halal-natural bodycare paraben free mendatangkan sejumlah penghargaan seperti Wanita Wirausaha Femina 2008 dan Ernst & Young Enterpreneurial Winning Woman 2010.

Awal tahun ini, ia juga terpilih bersama delapan wanita wirausaha lain asal Indonesia untuk mengikuti program 10.000 Women Enterprenership Partnership Global Cohort yang diadakan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Goldman Sachs di Thunderbird University.

Sumber : watnyus.com

0 komentar :

Posting Komentar