ika berbicara mengenai grup musik Dewa 19, sulit untuk tak menyebut nama Ahmad Dhani. Musisi bertangan dingin yang sukses menukangi band itu hingga berhasil mencapai puncak popularitas dengan puluhan hits yang sebagian besar ia ciptakan bersama rekan-rekannya.
Putra pasangan Eddy Abdul Manaf dan Joyce Theresia Pamela ini sejak duduk di bangku SD sudah menggandrungi karya-karya grup band legendaris asal Inggris, Queen. Kecintaannya pada band yang terkenal dengan hits Bohemian Rapsody itu dapat terlihat dari koleksi albumnya yang mencapai 50 keping. Bakat bermusik anak pertama dari tiga bersaudara ini mulai bergeliat saat ia bersekolah di SMPN 6 Surabaya. Saat itu, tepatnya di tahun 1986, Dhani dan tiga orang sahabatnya Andra Junaidi, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso mendirikan grup band DEWA.
Tak jarang pria kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972 itu sampai harus bolos sekolah untuk sekadar berkumpul bersama teman-temannya di DEWA. Awalnya, mereka mengusung aliran musik rock namun kemudian mencoba jalur musik jazz Perubahan aliran musik tersebut kemudian diikuti pula dengan perubahan nama DEWA menjadi Downbeat. Bersama Downbeat, Dhani dan kawan-kawan sempat menjuarai Festival jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun pada akhirnya Dhani kembali ke jalur rock dengan mengibarkan bendera DEWA 19 dan kemudian merekrut Ari Lasso sebagai vokalis. Setelah lulus SMA, di tahun 1991Ahmad Dhani hijrah ke Jakarta. Alasan kepindahannya ke ibukota karena di Kota itu tidak ada studio yang memadai. Setibanya di Jakarta, Dhani pun mencoba peruntungan nasib dengan mencari perusahaan rekaman yang akan melabeli Dewa 19. Dengan modal seadanya, Dhani menginjak rimba ibukota, gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota.
Awalnya hanya penolakan demi penolakanlah yang didapatnya. Namun ia tak putus asa, mimpinya untuk membesarkan Dewa 19 membuat Dhani terus berusaha. Kegigihannya pun membuahkan hasil, setelah sempat ditolak sejumlah label, akhirnya Dhani dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records. Album perdana Dewa 19 (1992) mendulang kesuksesan besar dengan melahirkan beberapa hits seperti "Kangen" dan "Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi".
Album ini tercatat sebagai album terlaris tahun 1993 sekaligus menganugerahi Dewa sebagai pendatang baru terbaik. Sukses Dewa 19 berlanjut di album-album berikutnya. Hingga saat ini tak kurang dari sebelas album yang telah dirilis Dhani bersama Dewa, yaitu Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best Of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007).
Meski kerap bergonta-ganti personil, Dewa 19 hingga kini tetap eksis di blantika musik Indonesia. Nama besar yang kini disandang band tersebut tak terlepas dari kerja keras Ahmad Dhani. Ambisinya untuk membawa Dewa 19 sebagai grup band yang sukses akhirnya tercapai.
Selain mengusung bendera Dewa 19, Ahmad Dhani juga menuangkan kreatifitas bermusiknya dengan membentuk band lain dengan aliran musik rock yang sedikit berbeda. Pada 1997, ia bersama salah satu personil Dewa 19 lainnya, Andra, mendirikan Ahmad Band yang sukses mempopulerkan sejumlah lagu seperti Kuldesak dan Aku Cinta Kau Dan Dia.
Sepuluh tahun kemudian, saat tengah berada di Australia karena suatu keperluan, Dhani bertemu tiga anggota band Hospital The Musical, yaitu Clancy Alexander Tucker, Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett di Studio 301, Sydney. Pertemuan tersebut kemudian berlanjut pada pembentukan sebuah band bernama The Rock. Agustus 2007, album pertama The Rock bertajuk Master Mister Ahmad Dhani I pun dirilis. Single Munajat Cinta adalah salah satu kolaborasi Dhani dengan para musisi bule itu yang dimuat dalam album tersebut.
Tak hanya sukses membidani kelahiran band-band berkualitas yang mencetak hits. Saudara tiri musisi Dadang S Manaf ini juga piawai membesut para pendatang baru yang bertalenta. Salah satu penyanyi dan band lain. Selain itu Dhany juga mempopulerkan tiga anak lelakinya dari hasil pernikahannya dengan Maia Estianty yakni; Al, El, dan Dul dengan membentuk sebuah band cilik bernama Lucky Laki. Sayang hubungannya dengan sang istri yang telah dibina sejak tahun 1996 tak dapat lagi dipertahankan. Setelah perseturuan panjang di media dan pengadilan agama, pasangan yang memadu kasih sejak di bangku SMA itu akhirnya resmi bercerai. Hak asuh ketiga putra mereka jatuh ke tangan Maia, namun Al, El, dan Dul masih tinggal bersama Dhany.
Selain karena prestasinya, sosok Ahmad Dhani juga akrab dengan kontroversi. Ia pernah digugat penulis novel Arjuna Mencari Cinta, Yudhistira Massadi karena memakai judul novelnya sebagai judul salah satu lagu di album Cintailah Cinta. Dengan berbesar hati Dhani pun mengganti judul lagunya menjadi Arjuna. Perseturuan Dhani dengan sang novelis itu pun berakhir.
Usai menyudahi masalahnya dengan Yudistira, Dhani kembali terlibat masalah. Kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI). Organisasi pimpinan Habib Rizieq tersebut memprotes logo baru Dewa yang berbentuk bintang enam karena dikatakan serupa dengan lafal Allah. Kecaman kembali berdatangan ketika Dhani dianggap menghina dengan menginjak-nginjak simbol itu saat manggung. Meski pun merasa tidak bermaksud untuk melecehkan agama tertentu, Dhani kemudian mengganti logo tersebut yang sekaligus menandai berakhirnya polemik dengan FPI.
Pakar telematika Roy Suryo pun tak ketinggalan berperkara dengan Dhani. Ia melaporkan Dhani karena memakai simbol negara, bendera merah putih dalam video klip Dewa 19. Namun perseturuan tersebut justru berdampak positif pada kepopuleran video klip Dewa 19 di dunia maya.
Menjelang Pemilu 2009, Ahmad Dhani pernah mengikuti tren para artis yang terjun ke ranah politik dengan mencoba peruntungan menjadi calon presiden lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Akan tetapi, belakangan Dhani lebih memilih berkarir di musik ketimbang berkiprah di dunia politik.
Pertengahan Juni 2009, Dhani juga kembali terlibat konflik. Jika sebelumnya berhubungan dengan karya-karyanya, kali ini berkaitan dengan tempat tinggalnya yang terletak di pemukiman elit Pondok Indah. Rumah yang terletak di Jalan Pinang tersebut disegel Pemerintah DKI Jakarta karena dianggap menyalahi tata ruang kota.
Terlepas dari berbagai kontroversi dan sensasi, nama besarnya sebagai musisi bertangan dingin tetap menjadi jaminan suksesnya sebuah band atau pun penyanyi baru. Dengan intuisi bermusiknya yang kuat, Dhani hadir dengan karya dan prestasinya. Ia juga turut memperkaya khazanah musik Indonesia karena berhasil memberikan warna baru dengan berani bereksperimen.
sumber : tokohindonesia.com
Putra pasangan Eddy Abdul Manaf dan Joyce Theresia Pamela ini sejak duduk di bangku SD sudah menggandrungi karya-karya grup band legendaris asal Inggris, Queen. Kecintaannya pada band yang terkenal dengan hits Bohemian Rapsody itu dapat terlihat dari koleksi albumnya yang mencapai 50 keping. Bakat bermusik anak pertama dari tiga bersaudara ini mulai bergeliat saat ia bersekolah di SMPN 6 Surabaya. Saat itu, tepatnya di tahun 1986, Dhani dan tiga orang sahabatnya Andra Junaidi, Erwin Prasetya, dan Wawan Juniarso mendirikan grup band DEWA.
Tak jarang pria kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972 itu sampai harus bolos sekolah untuk sekadar berkumpul bersama teman-temannya di DEWA. Awalnya, mereka mengusung aliran musik rock namun kemudian mencoba jalur musik jazz Perubahan aliran musik tersebut kemudian diikuti pula dengan perubahan nama DEWA menjadi Downbeat. Bersama Downbeat, Dhani dan kawan-kawan sempat menjuarai Festival jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA '90 atau juara II Djarum Super Fiesta Musik. Namun pada akhirnya Dhani kembali ke jalur rock dengan mengibarkan bendera DEWA 19 dan kemudian merekrut Ari Lasso sebagai vokalis. Setelah lulus SMA, di tahun 1991Ahmad Dhani hijrah ke Jakarta. Alasan kepindahannya ke ibukota karena di Kota itu tidak ada studio yang memadai. Setibanya di Jakarta, Dhani pun mencoba peruntungan nasib dengan mencari perusahaan rekaman yang akan melabeli Dewa 19. Dengan modal seadanya, Dhani menginjak rimba ibukota, gentayangan dari satu perusahaan rekaman ke perusahaan rekaman lain menggunakan bus kota.
Awalnya hanya penolakan demi penolakanlah yang didapatnya. Namun ia tak putus asa, mimpinya untuk membesarkan Dewa 19 membuat Dhani terus berusaha. Kegigihannya pun membuahkan hasil, setelah sempat ditolak sejumlah label, akhirnya Dhani dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records. Album perdana Dewa 19 (1992) mendulang kesuksesan besar dengan melahirkan beberapa hits seperti "Kangen" dan "Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi".
Album ini tercatat sebagai album terlaris tahun 1993 sekaligus menganugerahi Dewa sebagai pendatang baru terbaik. Sukses Dewa 19 berlanjut di album-album berikutnya. Hingga saat ini tak kurang dari sebelas album yang telah dirilis Dhani bersama Dewa, yaitu Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995), Pandawa Lima (1997), The Best Of Dewa 19 (1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II (2004), Laskar Cinta (2004), Republik Cinta (2006), dan Kerajaan Cinta (2007).
Meski kerap bergonta-ganti personil, Dewa 19 hingga kini tetap eksis di blantika musik Indonesia. Nama besar yang kini disandang band tersebut tak terlepas dari kerja keras Ahmad Dhani. Ambisinya untuk membawa Dewa 19 sebagai grup band yang sukses akhirnya tercapai.
Selain mengusung bendera Dewa 19, Ahmad Dhani juga menuangkan kreatifitas bermusiknya dengan membentuk band lain dengan aliran musik rock yang sedikit berbeda. Pada 1997, ia bersama salah satu personil Dewa 19 lainnya, Andra, mendirikan Ahmad Band yang sukses mempopulerkan sejumlah lagu seperti Kuldesak dan Aku Cinta Kau Dan Dia.
Sepuluh tahun kemudian, saat tengah berada di Australia karena suatu keperluan, Dhani bertemu tiga anggota band Hospital The Musical, yaitu Clancy Alexander Tucker, Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett di Studio 301, Sydney. Pertemuan tersebut kemudian berlanjut pada pembentukan sebuah band bernama The Rock. Agustus 2007, album pertama The Rock bertajuk Master Mister Ahmad Dhani I pun dirilis. Single Munajat Cinta adalah salah satu kolaborasi Dhani dengan para musisi bule itu yang dimuat dalam album tersebut.
Tak hanya sukses membidani kelahiran band-band berkualitas yang mencetak hits. Saudara tiri musisi Dadang S Manaf ini juga piawai membesut para pendatang baru yang bertalenta. Salah satu penyanyi dan band lain. Selain itu Dhany juga mempopulerkan tiga anak lelakinya dari hasil pernikahannya dengan Maia Estianty yakni; Al, El, dan Dul dengan membentuk sebuah band cilik bernama Lucky Laki. Sayang hubungannya dengan sang istri yang telah dibina sejak tahun 1996 tak dapat lagi dipertahankan. Setelah perseturuan panjang di media dan pengadilan agama, pasangan yang memadu kasih sejak di bangku SMA itu akhirnya resmi bercerai. Hak asuh ketiga putra mereka jatuh ke tangan Maia, namun Al, El, dan Dul masih tinggal bersama Dhany.
Selain karena prestasinya, sosok Ahmad Dhani juga akrab dengan kontroversi. Ia pernah digugat penulis novel Arjuna Mencari Cinta, Yudhistira Massadi karena memakai judul novelnya sebagai judul salah satu lagu di album Cintailah Cinta. Dengan berbesar hati Dhani pun mengganti judul lagunya menjadi Arjuna. Perseturuan Dhani dengan sang novelis itu pun berakhir.
Usai menyudahi masalahnya dengan Yudistira, Dhani kembali terlibat masalah. Kali ini dengan Front Pembela Islam (FPI). Organisasi pimpinan Habib Rizieq tersebut memprotes logo baru Dewa yang berbentuk bintang enam karena dikatakan serupa dengan lafal Allah. Kecaman kembali berdatangan ketika Dhani dianggap menghina dengan menginjak-nginjak simbol itu saat manggung. Meski pun merasa tidak bermaksud untuk melecehkan agama tertentu, Dhani kemudian mengganti logo tersebut yang sekaligus menandai berakhirnya polemik dengan FPI.
Pakar telematika Roy Suryo pun tak ketinggalan berperkara dengan Dhani. Ia melaporkan Dhani karena memakai simbol negara, bendera merah putih dalam video klip Dewa 19. Namun perseturuan tersebut justru berdampak positif pada kepopuleran video klip Dewa 19 di dunia maya.
Menjelang Pemilu 2009, Ahmad Dhani pernah mengikuti tren para artis yang terjun ke ranah politik dengan mencoba peruntungan menjadi calon presiden lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Akan tetapi, belakangan Dhani lebih memilih berkarir di musik ketimbang berkiprah di dunia politik.
Pertengahan Juni 2009, Dhani juga kembali terlibat konflik. Jika sebelumnya berhubungan dengan karya-karyanya, kali ini berkaitan dengan tempat tinggalnya yang terletak di pemukiman elit Pondok Indah. Rumah yang terletak di Jalan Pinang tersebut disegel Pemerintah DKI Jakarta karena dianggap menyalahi tata ruang kota.
Terlepas dari berbagai kontroversi dan sensasi, nama besarnya sebagai musisi bertangan dingin tetap menjadi jaminan suksesnya sebuah band atau pun penyanyi baru. Dengan intuisi bermusiknya yang kuat, Dhani hadir dengan karya dan prestasinya. Ia juga turut memperkaya khazanah musik Indonesia karena berhasil memberikan warna baru dengan berani bereksperimen.
sumber : tokohindonesia.com
0 komentar :
Posting Komentar