Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah-rempah. Urusan kecanggihan teknologi, Indonesia masih sangat jauh jika dibandingkan dengan negara maju, tetapi untuk urusan kekayaan alam, Indonesia adalah jagonya. Terbukti, banyak ragam spesies tanaman dan hewan yang ada di bumi Nusantara ini dan banyak dikagumi oleh para ahli dari negara lain.
Bahkan jika dikelola dengan baik, kekayaan alam Indonesia memiliki nilai bisnis yang menjanjikan untuk peningkatan perekonomian rakyat. Potensi nilai bisnis inilah yang banyak dimanfaatkan oleh pengusaha lokal di Indonesia untuk menciptakan inovasi baru yang berbasis tradisi budaya.
Salah satu pengusaha tersebut adalah Wisnu Sanjaya asal Yogyakarta yang sejak tiga tahun terakhir mengembangkan bisnis produksi lulur dan ragam material spa dengan merek Kedaton. Sejak awal 2005 pria jebolan diploma pemasaran di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta mengusahakan inovasi di bidang produksi material spa yang semua resep ramuannya dia dapatkan dari sang nenek. "Ini merupakan warisan budaya nenek moyang yang ramuannya juga saya dapatkan dari eyang saya," ujar Wisnu seperti dikutip dari Harian Bisnis Indonesia.
Namun, bukan berarti proses memulai usaha itu tidak berkendala. Berawal dari bisnis Wisnu bidang jual beli mebel furnitur dan aneka handicraft, tetapi ambruk pasca krisis moneter. Hingga akhirnya secara tidak sengaja Wisnu membaca salah satu majalah khusus tentang pemasaran yang mengulas tentang prospek bisnis. Di sana disebutkan bisnis spa akan booming beberapa tahun ke depan. Tidak mau ketinggalan start, Wisnu yang sudah memiliki bekal kursus membuat aneka ragam bahan kecantikan ini langsung berinisiatif membuat ramuan lulur yang dia dapatkan dari sang nenek.
Alhasil tiga produk berhasil dia buat, yaitu lulur boreh, lulur teh hijau, dan lulur madu. Ketiganya merupakan inovasi dari ramuan lulur tradisional yang dikombinasikan dengan ramuan lain. Tanpa ragu, ketiga produk tersebut diperkenalkan ke khalayak umum untuk pertama kalinya dalam pameran Festival Kesenian Yogyakarta pada 2005. Tanpa diduga, upaya perkenalan produk kecantikan tradisional yang diberi label Kedaton ini laku keras. Bahkan pasokannya kurang, karena banyak pembeli dalam partai besar yang tertarik dengan hasil buatan Wisnu.
Dia menciptakan total 25 komponen material spa yang akan selalu diutak-atik dengan beragam inovasi terbaru. "Dari hasil korespondensi dengan teman yang ada di Thailand, saya mendapat buku tentang spa yang memberikan inspirasi baru dalam ramuan dan perlengkapannya," ujar Wisnu. Selain buku yang diperolehnya dari Thailand, Wisnu juga masih menyimpan dengan baik buku resep ramuan kecantikan tradisional yang dia dapatkan dari sang nenek tercinta.
Buku itu seakan menjadi primbon, apalagi tidak ada satu karyawan pun yang tahu apa ramuan yang ada dalam setiap masing-masing produk kecantikan dan material spa yang dia ciptakan. Akibatnya, usaha yang masih dilakukan secara manual dalam setiap prosesnya itu harus dikerjakan dengan tangannya sendiri, karena tidak ada orang lain yang bisa melakukannya tanpa Wisnu sendiri yang mengerjakannya.
"Karyawan lain hanya mengurusi bagian packaging saja, tetapi untuk urusan mencampur ramuan masih saya sendiri dengan dibantu satu orang kepercayaan saya," ujarnya. Setiap bulannya, Kedaton memproduksi rata-rata 300 kilogram lulur dan masker yang siap diedarkan ke Padang, Palembang, Surabaya, Bali, Jakarta, dan Bandung.
Selain itu, Wisnu juga sudah mengekspor Kedaton hingga ke mancanegara seperti Australia dan Thailand. Ke depan, beberapa inovasi untuk semakin memperkaya produk kecantikan dan material spa baru sudah dipersiapkannya. Bahkan untuk persiapan pameran International Herbal Spa Exhibition 2009, dia sudah mempersiapkan 10 komponen baru material spa dan produk kecantikan tradisional.
Tentu saja persiapannya tidak sembarangan, karena Wisnu sudah bekerjasama dengan beberapa kawan dari Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk urusan penelitian dan keamanan produknya sebelum dipasarkan. "Ini juga untuk membedakan produk Kedaton dengan yang lain, karena ada jaminan keamanan yang sudah dikontrol secara ilmiah sebelum dipasarkan," ujarnya menutup perbincangan.
Sumber : bisnis.com
0 komentar :
Posting Komentar