Selasa, 11 Juni 2013

Mislam lahir di Kebumen, 24 Agustus 1968. H.Mislam adalah pengusaha sukses “Mie 99”. H.Mislam mengabiskan masa kecilnya hingga remaja di Kebumen. Sejak kecil H.Mislam sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup.

Desakan ekonomi dan sulitnya memperoleh pekerjaan membuat H.Mislam memutuskan untuk menjual kue di sekolah yang dibuat oleh sang ibu. H.Mislam menjual kue dengan berjalan kaki sekitar satu jam dari rumah hingga sekolahan. Pada tahun 1983 H.Mislam bertekat untuk mencari pekerjaan di kota dengan cara melamar pekerjaan di pabrik-pabrik, namun hasilnya tetap nihil. Tak ada satu pun pabrik yang menerima H.Mislam untuk bekerja.

Walau kegagalan telah menghampiri H.Mislam, namun ia tetap tabah, sabar, berdoa, berusaha, dan bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan. H. Mislam terus berusaha mencari pekerjaan hingga akhirnya ia mendapatkan pekerjaan menjadi seorang pembantu rumah tangga. Meskipun H.Mislam hanya menjadi seorang pembantu, tetapi ia tidak pernah mengeluh apa lagi malu dengan pekerjaan itu. H.Mislam bangga, karena pekerjaanya  itu menolong orang lain meskipun ia sering dimarahi oleh majikanya. H.Mislam juga disuruh memandikan anjing majikanya. Dengan rasa terpaksa H.Mislam memandikan anjing tersebut, karena haram hukumnya dalam islam. Namun jika ia tidak mau  majikannya akan marah dan memotong gajinya.

Setelah dua tahun kemudian H.Mislam memutuskan keluar dari pekerjaanya sebagai pembantu rumah tangga karena tidak puas dengan gaji yang didapat dan tidak cukup untuk menghidupi anak dan istrinya. Keluar dari pekerjaan sebagai pembantu H.Mislam akhirnya menjadi buruh pembuatan mie untuk mie ayam di Kebumen selama lima tahun. Kemudian H.Mislam dan anak istrinya keluar dan pindah ke Yogyakarta . Dengan keyakinan, tekat dan semangat yang kuat, dan dari pengalaman bekerja H.Mislam memutuskan untuk memulai usaha sendiri membuat mie, yang diberi nama “Mie 99”. Walaupun pada saat itu belum ada modal dan rencana yang matang untuk memulai usaha. Maka H.Mislam meminta bantuan saudara bagaimana solusi yang baik agar usaha saya bisa berjalan. Saudara H.Mislam meminjamkan modal untuk memulai usaha “Mie 99.”

Nama “Mie 99” merupakan angka kelahiran usaha ini, yaitu pada tahun 1989 bulan 09, sehingga Mislam mengambil angka belakang menjadi 99. “Mie 99” adalah mie yang digunakan untuk mie ayam. Modal yang diperlukan untuk membuka usaha ini sekitar Rp.10.000.000,00. Pada saat itu H.Mislam hanya memiliki uang Rp. 1.000.000,00. Akhirnya H.Mislam meminjam saudaranya sebesar Rp. 4.000.000,00 dan meminjam koperasi desa sebesar Rp. 5.000.000,00.

H.Mislam memulai usaha dengan cara memasang spanduk, menyebarkan brosur, memberi tahu dari mulut ke mulut, menyewakan gerobak dan memberi fasilitas kepada pelanggan penjual mie ayam. Pada awal usahanya, pelanggan H.Mislam hanya 5 orang, itu saja masih belum tentu membeli mie 99.

Dengan ketekunan dan kesabaran H.Mislam dalam menjalankan usaha tersebut, akhirnya ia menjadi pengusaha “Mie 99” yang terbilang sukses. H.Mislam mendistribusikan “Mie 99” Keberbagai tempat seperti di Kulon Progo, Celep, Sorobayan, Gumulan, Kuroboyo, Pasar Mangiran, Tegal layang, Sumber Agung, Manding, Bantul, Kretek, Parangtritis, Sewon, Sidomulyo, Kralas, Gajuran, Medelan, Pranti, Wonolopo, Srayu, Bakulan,  Suren Wetan, Pundong, hampir semua di daerah bantul adalah pelangganya, bahkan ada di Klaten dan daerah sekitar prambanan. Setiap pelanggan berbeda-beda dalam membeli mie ada yang 10-20 kg bahkan ada yang sampai 30-50 kg/hari.

Setiap hari H.Mislam dapat menghasilkan “Mie 99” sekitar 600 Kg. Harga 1 Kg “Mie 99” adalah Rp. 8.000,00. Penghasilan H.Mislam setiap hari sekitar Rp.5.000.000,00. Sedangkan pengeluaran sekitar Rp.2.000.000,00. H.Mislam kini memiliki 20 karyawan, 10 karyawan bekerja membuat “Mie 99” dan 10 karyawan bekerja sebagai pembuat grobak “Mie 99”, karena disamping menjual “Mie 99” H.Mislam juga menyewakan grobak “Mie 99”. Pelanggan H.Mislam pun bertambah menjadi 900 orang pelanggan tetap, dan 20 orang pelanggan yang tidak tetap.

Dibalik kesuksesan H.Mislam sebagai pengusaha “Mie 99” ada suka duka yang dialami. Suka dalam menjalankan usaha ini bila pelanggan membeli “Mie 99” dengan jumlah yang banyak dan kini H.Mislam menjadi pengusaha sukses dengan omset perbulan sekitar Rp.90.000.000,00. Namun duka yang dialami seperti jika harga tepung terigu naik, sehingga pengeluaran naik. Selain itu bila banyak para pembeli yang menghutang, banyaknya saingan, dan kendala dalam hal distribusi seperti harga BBM naik, supir sakit, mobil rusak, listrik mati yang dapat mengakibatkan pendistribusian tidak tepat waktu.

Sumber : 3andi.wordpress.com

0 komentar :

Posting Komentar